Thursday, October 31, 2019

KARUNIA MUTIARA CINTA



Sahabat Ba'ato-Sebuah Drama oleh Erni Molosifat yang di lahirkan di Nonapan I pada tanggal 16 januari 1993, Agama Islam, hobbi membaca, memasak selain itu juga beliau mempunyai hobbi main game dan olahraga, saat itu berstatus sebagai Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya di Universitas Negeri Gorontalo, berasal dari Desa Muntoi Induk Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utara dan sekarang sudah menyandang status Sarjana dan bekerja di salah satu sekolah di Bolaaang Mogondow, sekedar info yang mau kenal atau mau berteman dengan beliau bisa menghubungi di 085657182636 atau Email ernhymockodompit atau via facebook Ernhy Molosifat Mockodompit atau via twiter @erni mockodompit. Selamat Membaca

KARUNIA MUTIARA CINTA
(karya : Erni Molosifat)

Tema               : Cinta dan Persahabatan
Judul               : Karunia Mutiara Cinta
Tokoh              :
-          Boby
-          Randy
-          Lisa
-          Nina
-          Pembantu Lisa
-          Ibu Boby
-          Pak Ade
-          Johan

Malam terlihat cerah, di depan gerbang sebuah rumah besar dua pemuda tampak sedang berbicara dengan seorang pembantu yang bekerja di rumah itu.

Boby            : Selamat malam, Mbak. Kami temannya Lisa, boleh kami bertemu dengannya? (dengan nada suara yang ramah)
Randy           : Betul, Mbak. Bukanlah dia menginap di sini ? (dengan wajah berseri-seri)
Pembantu Lisa : O… kalau begitu tungguh sebentar ya (sih pembantu bergegas masuk)

Beberapa menit kemudian, Lisa sudah keluar bersama Nina sahabatnya yang tinggal di rumah besar itu. Lisa yang mengetahui maksud kedatangan Randy segera mangajaknya menuju ke kursi taman, sedangkan Boby dan Nina menunggu di beranda rumah, sambil menunggu mereka berbincang-bincang mengingat semua kenangan manis yang mereka alami semasa kecil.

Boby           : Nina… kau masih ingat saat kita main pengantin-pengantinan ? (dengan tersenyum)
Nina            : (hanya tertunduk malu)

Sementara itu di kursi taman, Randy dan Lisa masih bicarakan masalah mereka. Keduanya tampak saling berpandangan dengan tangan saling berpegangan.
Randy   : Lis… benarkah kau mau memaafkanku ?
Lisa      : iya, kak. Aku menyadari bahwa memang itu bukan salahmu.
Randy   : Terimah kasih, Lisa. (sambil memggenggam lisa dengan lembut)
Lisa    : Janji ya, kau tidak akan memberi kesempatan padanya untuk menemuimu lagi (sambil membalas genggaman randy)
Randy    : (mengangguk dan kemudian memeluk lisa dengan penuh kasih sayang)

Setelah pertemuan malam itu, boby sering berkunjung ke rumah nina hingga akhirnya mereka saling menyatakan cinta. Tiada perasaan yang terucap selain cinta dan sayang, dan di setiam malam minggu, mereka selalu menyempatkan diri untuk bertemu dan saling berbagi.

Boby   : Nin… aku sangat mencintaimu. Cintaku padamu setinggi langit dan sedalamlautan (sambil membelai rambut nina)
Nina    : Begitu pula aku, kak. Setiap yang ada pada dirimu merupakan bagian dariku, rasanya… aku ingin selalu berada disisimu.
Boby   : Nin, bolehkah akun menciummu sebagai ungkapan rasa cintaku (menatap mata Nina dengan hangat)
Randy  : Lis…Lisa… tungguh Lis. Mengapa kau tak mau mengerti ? Apa lagi yang harus ku jelaskan padamu (sambil berteriak dan berusaha mengejar Lisa)
Lias      : (terus berlari dan tidak menghiraukan teriakan Randy)
Randy   : (terus berteriak dan berusaha mengejar Lisa)
Lisa       : (berhenti dan menghampiri Randy) Kak, sepertinya aku memang harus bicara padamu
Randy   : Syukurlah, Lis… akhirnya kau mau mengerti juga
Lisa      : Ia, kak. Kini aku telah mengerti dan menyadari kekeliruanku (sambil menghapus air mata) Kak sesungguhnya memang kita sudah tidak cocok  dan tak mungkin bisa bersatu lagi
Lisa                 : (hanya terdiam menatap kepergian Lisa)

Keesokan paginya, matahari tampak bersinar cerah. Namun sayangnya, saat itu sudah tidak terdengar lagi kicauan burung yang biasa berkicau merdu. Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB, ternyata Boby masih terlelap bersama mimpinya. Saat itu di dalam mimpinya, dia sedang berdua dengan Nina di taman yang indah dan hendak mencium gadis itu.

Ibu Boby     : Bob. Boby… ayo bangun nak (berteriak memanggil Boby) sayang ayo cepat bangun ini sudah siang
Boby            : Iya, bu. Boby sudah bangun
Ibu Boby   : Sayang… sungguh tak biasanya kau tidur sampai sesiang ini. Semalam pasti kau  bergadang, iya kan ?
Boby             : Ia… bu, semalam Boby tidak bisa tidur.
Ibu Boby     : Ehh… kalau begitu, sebaiknya sekarang kau mandi, setelah itu lansung sarapan. Hari ini kau harus mengantar ibu kerumah Bu Suryo
Boby            : Duh, ibu. Kenapa harus Boby sih, kan ada Pak Hadi (banta Boby)
Ibu Boby   : Boby…Boby… kalau  Pak Hadi bisa mengantar untuk apa ibu menyuruhmu. Ketahuilah kalau Pak Hadi tidak mengantar ibu karena ada urusan keluarga
Boby        : Kalau begitu, baiklah bu, (seraya bergegas mandi)

Usai sarapan, pemuda itu langsung ke garasi dan mengeluarkan sedan birunya. Lima menit kemudian ibunya sudah datang dengan membawah sebuah bungkusan.

Boby               : Apa itu bu  ?
Ibu Boby    : O, ini pesanan Bu Suryo, kain batik dari solo (seraya masuk ke mobil dan duduk disamping Boby) ngomong-ngomong kau memutar musik apa pagi-pagi begin suaranya seperti kaleng rombeng. Ayo lekas matikan. Bukan lebih baik memutar  lagu keroncong kesukaan ibu.

Akhirnya dengan terpaksa Boby menuruti keingan ibunya, kini Boby mulai menjalankan sedan birunya. Sementara itu di tempat lain, Randy tampak murung memikirkan kejadian semalam. Kemudian Randy tampak beranjak dari duduknya dan segera melangkah kewarung Pak Ade tempat tongkrongan mereka. Rupanya Boby tidak datang kewarung itu padahal Randy berharap dapat mencurahkan isi hatinya pada sahabatnya itu.

Randy             : Pak Ade, kok tumben yah Boby belum kemari ?
Pak Ade    : Iya ya nak. Biasanya kan pukul segini dia sudah nongkrong disini dan bernyanyi dengan gitar kesayanganya itu.
Randy     : Duh, ke mana yah dia ? seharusnya dia memang sudah nongkrong disini smabil menyanyikan lagu Iwan Flas yang bemar-benar flas
Pak Ade  : Ah, nak randy bisa saja. Kalau nak Boby tau bisa-bisa dia tak mau menyanyi lagi loh
Randy     : Ah, Pak Ade… aku kan cuma bercanda. Kalau dia tidak menyanyi, bisa sepi dong ini warung

Sementara itu di tempat lain, Boby sedang duduk sendiri di beranda rumah Bu Suryo karena terlalu lama menunggu. Dia pun jadi melamun sendiri saking terbuainya dengan lamunan yang bergitu indah, membuat Boby tidak menyadari kalau ada langkah kaki yang mendekat.

Lisa                 : Kak Boby…(terkejut)
Boby               : (menoleh dan memperhatikan langkah Lisa dan tersenyum manis)
Lisa                 : Kakak sedang apa disini ? (seraya duduk di sampingnya Boby)
Boby               : Lo, kau sedang apa disini ? (dengan wajah terkejut)
Lisa                 : Kakak ini bagaimana sih, ini kan rumahku
Boby              : Ru…ru…rumahmu (tebata-bata) Masa sih, kok kau tidak pernah cerita. Terus kalau ini rumahmu yang di dekat rumah Nina itu ?
Lisa         : Oh… kalau itu rumah pamanku, selama ini aku memang tinggal disana,  sedangkan disini rumah orang tuaku
Boby               : Oh… begitu (sambil mengangguk-angguk perihal mengerti maksud Lisa)
Lisa                 : O ya, kak. Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Sedang apa kau disini ?
Boby               : Ehhh. Aku sedang mengantar ibuku
Lisa              : Oh…. Begitu.(sambil mengangguk-angguk) oh ya, kak. Ngomong-ngomong, bagaiman hubunganmu dengan Nina, apakah lancar-lancar saja ?   
Boby         : Ya alhamdulilah… hubungan ku dengan nina baik-baik saja (tersenyum) Kau sendiri bagaimana ? Apakah hubungandengan randy apakah baik-baik saja ?
Lisa                 : (kedua matanya tampak mengalir air mata kesedihan)
Boby               : Kenapa kamu menangis ?
Lisa         : (masih saja menangis) Begini kak, Randy itu orangnya tidak bisa di percaya.                      Padahal, dia sudah berjanji untuk tidak menemui mantannya pacarnya lagi. Tapi kemarin, ternyata dia asik berduan di restoran.
Boby               : (mencoba menghibur Lisa)

Sementara itu di tempat lain, ketika matahari telah berada di atasa kepala, Randy masih saja menunggu Boby di warung Pak Ade, setelah lama menunggu Boby tiba-tiba saja randy pulang ke rumah, setibanya di rumah ia langsung saja menghubungi teman lamanya yang bernama Johan si bandar norkoba.

Randy             : Hallo… bisa bicar dengan Johan ?
Johan               : Ya, ini aku sendiri, ini dengan siapa ?
Randy             : Ini aku, Han… Randy.
Johan               : O… kamu Ran, tumben nih… kamu lagi butuh sama daganganku yah ?
Randy             : Kamu benar, Han. Aku memang lagi butuh
Johan               : Ok, Ran. Kamu mau pesan apa ?
Randy        : Biasa, Han. Obat yang bisa membuatku hevoria dan biar gampang tidur, 5 papan yah Han.
Johan               : Sip, Randy. Oh yah ngomong-ngomong kita akan ketemu di mana ?
Randy             : Bagaiman kalau di warung Pak Ade ?
Johan               : Ok deh, aku segera kesana
Randy         : Ok aku tunggu yah Han. Terimah kasih (segera menutup telepon dan segera ke warung Pak Ade)

Sementara itu, di warung Boby yang baru datang tampak asik memetik gitar kesayangannya, setelah satu lagu selesai kemudian Boby tampak memandang kearah jalan. Apa mungkin Randi mau membicarakan soal Lisa. Kalau buka soal yang penting tidak mungkin dia begitu lama menunggu kata Pak Ade, kemudian Boby memetik gitarnya dan bernyanyi tiba-tiba dia menghentikan nyanyiannya.

Randy             : Hai Bob. Kemana aja sih kok baru kelihatan ? (duduk di samping Boby)
Boby           : Wah sorry, Ran. Aku disuruh mengantarkan nyokap kerumah temannya tadi.  Memang ada apa ?
Randy             : Ah, tidak… tidak ada apa-apa kok. Aku Cuma mau nongkrong bareng kok
Boby              : Benar noh… tidak ada apa-apa ? Kata Pak Ade kau menungguku samapai pukul 12.00 siang
Randy           : Benar kok, Bob tidak ada apapa. Aku Cuma mau mendengar kamu menyanyi,  itu saja.
Boby           : Nyidir nih, kalau tidak ada apa-apa, yah sudah. Tidak usah bilang mau mendengarkanku menyanyi segala
Randy             : Sori, Bob. Gitu aja diambil hati
Boby               : Oh ya, Ran. Aku mau bicara sesuatu

Tak lama kemudian tiba-tiba terdengar deru motor besar dua silinder yang berhenti persis di depan warung.

Johan               : Hei brother (turun dari motor menghampiri Randy)
Randy             : (segera berdiri dan mengeluarkan dompetnya) Ok. Han ini uangnya
Boby               : (Boby yang dari tadi bertanya-tanya tentang kedatangan Johan langsung  berdiri  dan angkat bicara) Ran ? Apa-apaan nih. Kanapa kau mau menggunakan barang haram itu lagi ?
Randy             : (diam dan tak menjawab perkataan Boby)
Sementara itu Johan yang tidak mau ikut campur segera pergi meninggalkan                      tempat itu.
Boby               : O… begitu caramu menyelesaikan masalah. Hanya gara-gara di putusin Lisa, kau jadi cengeng begini.
Randy             : Bob, sori nih. Kau memang sahabatku , tapi kalau kau sok mengajari aku tentang masalahku pribadiku, lebih baik persahabatan kita sampai disini saja.
Boby               : Ran, dengarkan aku. Aku bukan sok mengajarimu selama ini kita bersahabat,  terus terang aku tidak mau kau mabuk-mabukan hanya lantaran kecewa dengan Lisa
Randy             : Sudahlah, Bob. Kini aku jadi curiga, bagaimana mungkin kau mengetahui msalahku ? Padahal aku belum cerita, jangan-jangan… (tidak melanjutkan pembicaraannya dan lansung pergi)
Boby               : Ran. Apa maksud ucapanmu itu… Ran (teriak Boby sambil berlari mengejar  Randy)
Randy             : Alaah…. (segera mempercepat langkah kakinya)

Kini Boby melangkah ke rumah Nina. Hingga kini hubungan mereka masih lancar-lancar saja dan terkadang mereka bermain ketempat Lisa untuk mengetahui kabarnya. Hari ini pun mereka pun berjanji untuk mai ketempat itu. Setibanya disana, Lisa sudah pulang ke rumah orang tuanya dan tidak akan kembali lagi. Lantas dengan agak kecewa keduanya pulang. Dalam perjalanan pulang mereka bertemu dengan Randy. Tampaknya Randy sudah tidak marah lagi.

Randy             : Hai, Bob. Apa kabar ?
Boby               : Alhamdulilah… aku baik-baik saja, Ran. Kau sendiri bagaimana ?
Randy             : Aku baik-baik juga, Bob. Oya maaf yah selama ini aku tidak mau menemuimu.
Boby               : Sudahlah Randy. Aku juga memahaminya kok. O ya ngomong-ngomong kaukau mau ke rumah Lisa yah ?
Randy             : Iya Bob. Aku menjelaskan masalah yang sebenarnya. Mungkin sekarang ini dia mau sekarang ini dia mau mendengarkan ku.
Boby               : Wah, sayang sekali Randi, Lisa sudah pulang ke rumah orang tuanya dan dan tidak akan tinggal di sini lagi.
Randy             : (hanya terdiam raut wajahnya pun langsung berubah sedih)
Boby      : Tenang saja Randy. Kau tidak perlu bersedih kau masih bisa bertemu dengannya. Bagaimana kalau hari minggu kita pergi menemuinya.
Randy             : Sungguh Bob ?
Boby               : Ia Randy.
Boby               : Nah itu rumahnya, Ran.
Randy             : Wah, Bob terus terang, saat ini aku benar-benar bahagia.

Tak lama kemudian, ketigannya sudah turun dari mobil dan segera melangkah memasuki rumah Lisa. Sementara itu, Lisa yang duduk di beranda rumah tersebut merasa terkejut dengan kedatangan pemuda yang sangat ia cintai, setelah mereka berbincang-bincang akhirnya semua masalah dapat diselesaikan hingga hubungan mereka kembali membaik. Dan mereka ber empat pun menjadi pasangan yang bahagia.


(mohon maaf bila dalam karya ini  jika ada kesaan dalam karya yang pernah kalian baca ini semua hanya sebagai cerita fiktif)

No comments:

Post a Comment