Thursday, September 5, 2019

PUISI MODEREN Edisi 2



sumber foto. BB. SMANDUWON

Ba'ato Bastrasia Smanduwon-Inilah Kumpulan puisi karya siswa-siswi SMA Negeri 2 Wonosari pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, semoga bermanfaat bagi Sahabat Ba'ato Bastrasia. #marimenulis


Merah putih
( Faisal Adi Satria)
Sejuta pengorbanan itu
Telah ditelan ombak bumi
Mereka yang berani, mereka yang suci
Melawan para penjajah sampai merdeka

Tanah airku Indonesia
Kanku abdikan segenap jiwa dan ragaku
Demi masa depan yang gemilang
Pewarisan tahta anak cucuku

Merah putih jiwaku
Merah putih benderaku
Gambaran dari segala khayalan
Impian dari segala tujuan

Inilah kami pemuda Indonesia
Pejuang bangsa yang setia dan berbakti
Berani mengambil keputusan
Agar berguna bagi agama nusa dan bangsa



Cinta Dalam Diam
( Dewi Sunarti )

Tentang cinta yang tak mampu kuceritakan
Tentang isi hati yang tak mampu kusampaikan
Tentang rindu yang tak berkesudahan

Cinta…
Memang aku cinta
Diam…
Hanya itu yang mampu kulakukan

Terpuruk sendiri
Terjebak dalam ilusi
Bagai matahari
Yang sellalu sendiri

Ingin kusudahi diamku ini
Tapi aku sadari siapakah diri ini
Aku…
Hanya satu dari berjuta bintang di sekitar




Do’a Untuknya
( Rahmiyati Miftahur Rifky )
Biarlah rasa ini terbingkai
Dalam untaian do’a
Hilang tenggelam
Bagai senja dihapus malam

Tentang harapan
Yang tak beralasan
Tentang keinginan
Yang tak teruraikan

Teruntuk dia yang jauh disana
Kutitipkan salam lewat do’a
Tentang hasrat
Inginku melihatmu bahgia

Bahkan dalam diam
Tak pernah henti
Do’a ku pada tuhan
Untuk dirimu yang jauh disana



Rindu Tak Bertuah
( Soleha S. )
Malam sunyi tak berarti
Terdudukku diam sepi sendiri
Tak ada tempat tuk bersandar diri
Bahkan untuk mencurahkan isi hati

Resah gelisah diri ini
Teringat dia yang dulu pergi
Ingin aku sudahi rindu ini
Tapi apalah dayaku
Aku hanya bias menangis sepi

Kadang disaat kuterdiam
Kau hadir disela fikiranku
Menghiasi hati yang luluh gunda
Hancur berkeping tak berdaya
Meski ku tau ini bersifat sementara

Dan kini apalah dayaku ?
Hanya bias terdiam merenung
Menepis rindu yang tak berujung


Sendiri
( Bela Silfana )

Kau pergi tinggalkan luka
Yang selama ini tinggal tanpa enggan permisi
Saat dimana cerita jadi kita
Hingga kubuat debu untuk menerpa angin lalu

Ku bisikkan dengan lembut pada rindu
Sampaikanlah salam kasih dari masa lalu
Sebuah frasa yang masih melekat
Menolak kuat untuk sekedar pudar

Biarkan aku memilih hujan ketimbang ombak
Aku ingin terguyur tanpa takut terbawa arus
Namamu dan semua kenangan kita
Kutuangkan pada baris origamiku

Semilir angin menenangkan jiwa
Namun tak dapat mengubur yang telah lalu
Kini aku disini bertempur dengan bayangmu
Meraup semua luka dengan sebuah senyum sendu


Hari Sabtu yang Sedih
( Jakir A. olii )

Dikala santai berjalan
Tiba-tiba aku di panggil oleh guru-guru
Aku disuruh mengerjakan tugas
Dan aku hanya terpaku dan pasrah

Kemudian aku duduksendiri
Dan aku merasa bingung
Dan ingin menyerah
Dan bunuh diri

Kemudian saat itu, wali kelasku datang
Dan menasihatiku, disitu aku
Terharu dan senang, ternyata ada
Guru yang seperti itu di sekolahku

Di saat itu aku merasa antara
Sedih dan senang, aku memulai
Mengerjakan tugas-tugasku
Yang di bantu oleh temanku



Entah
( Meike W. Ali )
Bias cahaya bulan menerpa wajah
Di bawah gelap awan menghitam
Ku tapaki jejakmu yang kian menghilang
Saring denganku yang melumat namamu dalam rindu

Dari setitik embun kesatuan mil samudra
Tiada satu dari dirimu yang ku pahami
Berharap kekurangan dapat kusempurnakan
Yang hilang dapat kutemukan

Seperti aku pada kamu
Kisah cinta ini
Kemustahilan terbaik yang mengakar
Tumbuh untuk realita terindah

Entah air mata atau tawa
Entah amarah atau canda
Entah jarak atau waktu
Inilah kesempurnaan yang hendak melengkapimu


Rindu
( Mirawati )
Bagai mendung tanpa hujan
Bagai taman tanpa bunga
Demikanlah hidupku tanpamu
Ingatlah engkau akan rintik hujan itu

Waktu yang memberikan maknamu bagiku
Ini rinduku untukmu
Rindu yang selalu ingin menjaga kamu
Rasa yang mungkin akan abadi dihatiku

Tak akan hilang tersapu debu
Tak akan goyah ditiup angina
Tak akan pergi dan berpindah
Karena hatiku tulus padamu

Hanya Untukmu
Kupertahankan hingga usiaku
Rindu ini serasa tak berujung
Meskiku telah berada disampingmu


Hari Ketika Kau Kembali
( Winda Restu Ayu )
Hari yang paling kunanti
Hari ketika kau kembali
Dimana rindu ini, telah usai dan berganti

Menjadi bahagia yang tak henti
Tak ada kata yang mati dalam puisi
Tuk mengutarakan hari
Saat kau kembali

Kenangan rindu yang dulu melampaui
Tapi kini berubah
Berubaha menjadi imitasi
Imitasi tiada henti

Entah dengan apa harus kuuraikan
Rasa bahagia yang tak tertahan
Melihat dirimu dihadapan
Menghadap mataku dengan penuh senyuman









No comments:

Post a Comment