ba’ato bastrasia
Smanduwon-blog
kali ini, akan mempersembahkan sebuah cerpen karya anak bangsa, namanya Karmila
Latif, saat ini dia bersekolah di SMA Negeri 2 Wonosari Kelas XII IPS, jarang
loo kita jumpai anak IPS bisa menulis karya Sastra, menurut saya ini prestasi
yang dimilikinya yang jarang diketahui
oleh orang banyak, melalui blog ini saya sebagai gurunya mengapresiasi
karyanya. Di baca yaaaa….
“SEPATU BARU
UNTUK LINDA”
Di salah
satu desa tinggallah seorang anak yang bernama Linda ia tinggal dengan seorang
Ayah. Ayahnya merupakan salah satu tulang punggung dan sebagai Ibu dirumah itu,
karena ibunya sudah meninggalkan Linda sejak kecil.
Siang itu
ketika matahari bersinar terang tiba-tiba ayah mengajak linda pergi ke toko
sepatu, sepatu linda memang tak layak pakai lagi, terlihat sempit dan
lubang-lubang kecil di sepatu membuat ia tak nyaman lagi memakainya. Kebetulan
ayah Linda mendapatkan rejeki dari hasil jeri payah menanam jagung. Sejak lama
Linda meminta untuk dibelikan sepatu baru, namun saat itu ayahnya belum punya
uang lebih.
Kemudian
mereka menunggu Taksi untuk pergi berbelanja.
“ayah kita
tidak perlu naik taksi” Ucap Linda kepada Ayahnya.
“ terus kita
naik apa nak? tanya Ayah
“ Kita naik
angkutan umum aja yah, kalau kita naik taksi, biayanya pasti mahal”
Lalu ayahnya
menuruti perkataan linda “ baiklah kita naik angkutan umum saja”
Sesampainya mereka di toko sepatu, Linda dan
Ayahnya langsung masuk kedalam, sontak linda melihat sepatu yang berjejer di
rak toko itu dengan berbagai merek dan brand-brand terkenal, dan itu membuat
linda bingung sepatu mana yang akan dibeli. Linda memanggil Ayahnya untuk
memilihkan sepatu untuknya, “ ayah tolong pilihkan sepatu untukku yaahh.” “ kamu pilih saja sepatu mana yang kau sukai
Lin” jawab Ayah “tapi Linda ingin ayah yang memilihnya” kata Linda terhadap
ayahnya, kemudian ayah memilihkan sepatu untuknya. Apapun keinginan dan
permintaan Linda ayah selalu menurutinya. Linda dan ayahnya melihat sepatu
bersama-sama, sontak dari sekian banyak sepatu yang berjejer itu, ada satu
sepatu yang menurutnya sangat cocok dipakai oleh Linda “ menurut ayah ini
sangat cocok untukmu nak” kata ayah, “ mana ayah?” linda langsung mengambil
sepatu yang dipegang Ayahnya, ia langsung memakainya. “ ayah ini tidak bagus,
warnanya sangat mencolok, dan nomornya kebesaran” kata linda dengan suara
lantang.
Linda tidak
menyukai sepatu yang dipilihkan untuknya, warna mencolok dan nomor sepatu
kebesaran, tiba-tiba Linda langsung melempar sepatu itu di hadapan Ayahnya,
“ aku mau
sepatu yang ini” kata linda dengan suara keras
“ tapi ini
mahal nak, ayah tidak punya banyak uang untuk membeli sepatu ini”
“ pokonya
Linda mau yang ini!!!” jawab Linda dengan tegas
tiba-tiba
ayah memalingkan wajahnya dengan mata yang berkaca-kaca, “kenapa ayah menangis?”
tanya linda dengan lembut”
“tidak
nak, ayah baik-baik saja”
Ia menyesali
semua perkataan yang diucapkan kepada ayahnya. “ maafin linda yahh” sambil
memeluk ayahnya” “ kamu tidak salah nak, ayah yang salah, ayah belum bisa
memenuhi keinginanmu, ayah tidak bisa membelikan semua keinginan sama seperti teman-temanmu” dengan pelukan
keras.
Ia sangat
menyayangi anak semata wayangnya dan ia tidak ingin memperlihatkan amarahnya
kepada Linda, setelah itu mereka mencari sepatu bersama, tiba-tiba ayah
menunjuk sepatu yang dipilih Linda sebelumnya.
“ loh kok
yang ini yah?”
“kenapa kamu
ngak suka” “ tapi ini mahal ayaaaaah”
“ ngak
apa-apa nak, yang penting kamu bahagia dulu, sudah sana di coba dulu”
“ tapi kita
pulangnya gimana yahh?” tanya Linda dengan ragu-ragu
“ di rumah
ayah masih punya tabungan, jadi kamu tenang aja yaa?”
“Maksih
ayahh” linda memeluk ayahnya dengan
penuh kasih sayang, begitu pula sebaliknya
Linda langsung bergegas melapas sepatu
lamanya dan memakai sepatu baru.
Perjuangan
Orang tua memang tak ternilai harganya, mereka rela menghabiskan waktunya untuk
membahagiakan anak-anaknya, merekalah pahlawan tanpa tanda jasa sebenarnya,
untuk itu sayangilah orangtuamu ketika masih ada, dan ketika kalian sukses
nanti rawatlah mereka seperti mereka merwatmu ketika kecil, terima kasih ayaah…
Karya :
Karmila Latif
No comments:
Post a Comment