Halaman

Sunday, September 22, 2019

SEPATU BARU UNTUK LINDA



ba’ato bastrasia Smanduwon-blog kali ini, akan mempersembahkan sebuah cerpen karya anak bangsa, namanya Karmila Latif, saat ini dia bersekolah di SMA Negeri 2 Wonosari Kelas XII IPS, jarang loo kita jumpai anak IPS bisa menulis karya Sastra, menurut saya ini prestasi yang dimilikinya  yang jarang diketahui oleh orang banyak, melalui blog ini saya sebagai gurunya mengapresiasi karyanya. Di baca yaaaa….

“SEPATU BARU UNTUK LINDA”

Di salah satu desa tinggallah seorang anak yang bernama Linda ia tinggal dengan seorang Ayah. Ayahnya merupakan salah satu tulang punggung dan sebagai Ibu dirumah itu, karena ibunya sudah meninggalkan Linda sejak kecil.

Siang itu ketika matahari bersinar terang tiba-tiba ayah mengajak linda pergi ke toko sepatu, sepatu linda memang tak layak pakai lagi, terlihat sempit dan lubang-lubang kecil di sepatu membuat ia tak nyaman lagi memakainya. Kebetulan ayah Linda mendapatkan rejeki dari hasil jeri payah menanam jagung. Sejak lama Linda meminta untuk dibelikan sepatu baru, namun saat itu ayahnya belum punya uang lebih.

Kemudian mereka menunggu Taksi untuk pergi berbelanja.

“ayah kita tidak perlu naik taksi” Ucap Linda kepada Ayahnya.

“ terus kita naik apa nak? tanya Ayah

“ Kita naik angkutan umum aja yah, kalau kita naik taksi, biayanya pasti mahal”

Lalu ayahnya menuruti perkataan linda “ baiklah kita naik angkutan umum saja”


Sesampainya mereka di toko sepatu, Linda dan Ayahnya langsung masuk kedalam, sontak linda melihat sepatu yang berjejer di rak toko itu dengan berbagai merek dan brand-brand terkenal, dan itu membuat linda bingung sepatu mana yang akan dibeli. Linda memanggil Ayahnya untuk memilihkan sepatu untuknya, “ ayah tolong pilihkan sepatu untukku yaahh.”  “ kamu pilih saja sepatu mana yang kau sukai Lin” jawab Ayah “tapi Linda ingin ayah yang memilihnya” kata Linda terhadap ayahnya, kemudian ayah memilihkan sepatu untuknya. Apapun keinginan dan permintaan Linda ayah selalu menurutinya. Linda dan ayahnya melihat sepatu bersama-sama, sontak dari sekian banyak sepatu yang berjejer itu, ada satu sepatu yang menurutnya sangat cocok dipakai oleh Linda “ menurut ayah ini sangat cocok untukmu nak” kata ayah, “ mana ayah?” linda langsung mengambil sepatu yang dipegang Ayahnya, ia langsung memakainya. “ ayah ini tidak bagus, warnanya sangat mencolok, dan nomornya kebesaran” kata linda dengan suara lantang.

Linda tidak menyukai sepatu yang dipilihkan untuknya, warna mencolok dan nomor sepatu kebesaran, tiba-tiba Linda langsung melempar sepatu itu di hadapan Ayahnya,

“ aku mau sepatu yang ini” kata linda dengan suara keras

“ tapi ini mahal nak, ayah tidak punya banyak uang untuk membeli sepatu ini”

“ pokonya Linda mau yang ini!!!” jawab Linda dengan tegas


tiba-tiba ayah memalingkan wajahnya dengan mata yang berkaca-kaca, “kenapa ayah menangis?” tanya linda dengan lembut”

“tidak nak, ayah baik-baik saja”

Ia menyesali semua perkataan yang diucapkan kepada ayahnya. “ maafin linda yahh” sambil memeluk ayahnya” “ kamu tidak salah nak, ayah yang salah, ayah belum bisa memenuhi keinginanmu, ayah tidak bisa membelikan semua keinginan  sama seperti teman-temanmu” dengan pelukan keras.

Ia sangat menyayangi anak semata wayangnya dan ia tidak ingin memperlihatkan amarahnya kepada Linda, setelah itu mereka mencari sepatu bersama, tiba-tiba ayah menunjuk sepatu yang dipilih Linda sebelumnya.


“ loh kok yang ini yah?”

“kenapa kamu ngak suka” “ tapi ini mahal ayaaaaah”

“ ngak apa-apa nak, yang penting kamu bahagia dulu, sudah sana di coba dulu”

“ tapi kita pulangnya gimana yahh?” tanya Linda dengan ragu-ragu

“ di rumah ayah masih punya tabungan, jadi kamu tenang aja yaa?”

“Maksih ayahh”  linda memeluk ayahnya dengan penuh kasih sayang, begitu pula sebaliknya



Linda langsung bergegas melapas sepatu lamanya dan memakai sepatu baru.

Perjuangan Orang tua memang tak ternilai harganya, mereka rela menghabiskan waktunya untuk membahagiakan anak-anaknya, merekalah pahlawan tanpa tanda jasa sebenarnya, untuk itu sayangilah orangtuamu ketika masih ada, dan ketika kalian sukses nanti rawatlah mereka seperti mereka merwatmu ketika kecil, terima kasih ayaah…

Karya : Karmila Latif


No comments:

Post a Comment