Sahabat Ba'ato-Sebuah Drama oleh Erni Molosifat yang di lahirkan di Nonapan I pada tanggal 16 januari 1993, Agama Islam, hobbi membaca, memasak selain itu juga beliau mempunyai hobbi main game dan olahraga, saat itu berstatus sebagai Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya di Universitas Negeri Gorontalo, berasal dari Desa Muntoi Induk Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utara dan sekarang sudah menyandang status Sarjana dan bekerja di salah satu sekolah di Bolaaang Mogondow, sekedar info yang mau kenal atau mau berteman dengan beliau bisa menghubungi di 085657182636 atau Email ernhymockodompit atau via facebook Ernhy Molosifat Mockodompit atau via twiter @erni mockodompit. Selamat Membaca
KARUNIA MUTIARA CINTA
(karya
: Erni Molosifat)
Tema : Cinta dan Persahabatan
Judul : Karunia Mutiara Cinta
Tokoh :
-
Boby
-
Randy
-
Lisa
-
Nina
-
Pembantu Lisa
-
Ibu Boby
-
Pak Ade
-
Johan
Malam
terlihat cerah, di depan gerbang sebuah rumah besar dua pemuda tampak sedang
berbicara dengan seorang pembantu yang bekerja di rumah itu.
Boby : Selamat malam, Mbak. Kami
temannya Lisa, boleh kami bertemu dengannya? (dengan nada suara yang ramah)
Randy : Betul, Mbak. Bukanlah dia
menginap di sini ? (dengan wajah berseri-seri)
Pembantu
Lisa : O… kalau begitu tungguh sebentar ya
(sih pembantu bergegas masuk)
Beberapa
menit kemudian, Lisa sudah keluar bersama Nina sahabatnya yang tinggal di rumah
besar itu. Lisa yang mengetahui maksud kedatangan Randy segera mangajaknya menuju
ke kursi taman, sedangkan Boby dan Nina menunggu di beranda rumah, sambil
menunggu mereka berbincang-bincang mengingat semua kenangan manis yang mereka
alami semasa kecil.
Boby : Nina… kau masih ingat saat kita
main pengantin-pengantinan ? (dengan tersenyum)
Nina : (hanya tertunduk malu)
Sementara
itu di kursi taman, Randy dan Lisa masih bicarakan masalah mereka. Keduanya
tampak saling berpandangan dengan tangan saling berpegangan.
Randy : Lis… benarkah kau mau memaafkanku
?
Lisa : iya, kak. Aku menyadari bahwa memang itu bukan salahmu.
Randy : Terimah kasih, Lisa. (sambil memggenggam lisa dengan lembut)
Lisa : Janji ya, kau tidak akan memberi kesempatan padanya untuk menemuimu lagi (sambil membalas genggaman randy)
Randy : (mengangguk dan kemudian memeluk lisa dengan penuh kasih sayang)
Lisa : iya, kak. Aku menyadari bahwa memang itu bukan salahmu.
Randy : Terimah kasih, Lisa. (sambil memggenggam lisa dengan lembut)
Lisa : Janji ya, kau tidak akan memberi kesempatan padanya untuk menemuimu lagi (sambil membalas genggaman randy)
Randy : (mengangguk dan kemudian memeluk lisa dengan penuh kasih sayang)
Setelah
pertemuan malam itu, boby sering berkunjung ke rumah nina hingga akhirnya
mereka saling menyatakan cinta. Tiada perasaan yang terucap selain cinta dan
sayang, dan di setiam malam minggu, mereka selalu menyempatkan diri untuk
bertemu dan saling berbagi.
Boby : Nin… aku sangat mencintaimu.
Cintaku padamu setinggi langit dan sedalamlautan (sambil
membelai rambut nina)
Nina : Begitu pula aku, kak. Setiap
yang ada pada dirimu merupakan bagian dariku, rasanya… aku ingin selalu berada disisimu.
Boby : Nin, bolehkah akun menciummu
sebagai ungkapan rasa cintaku (menatap mata Nina dengan hangat)
Randy : Lis…Lisa… tungguh Lis. Mengapa
kau tak mau mengerti ? Apa lagi yang harus ku jelaskan padamu (sambil berteriak
dan berusaha mengejar Lisa)
Lias : (terus berlari dan tidak
menghiraukan teriakan Randy)
Randy : (terus berteriak dan berusaha
mengejar Lisa)
Lisa : (berhenti dan menghampiri Randy)
Kak, sepertinya aku memang harus bicara padamu
Randy : Syukurlah, Lis… akhirnya kau mau
mengerti juga
Lisa : Ia, kak. Kini aku telah
mengerti dan menyadari kekeliruanku (sambil menghapus air mata) Kak sesungguhnya memang
kita sudah tidak cocok dan tak mungkin bisa bersatu lagi
Lisa : (hanya terdiam menatap
kepergian Lisa)
Keesokan
paginya, matahari tampak bersinar cerah. Namun sayangnya, saat itu sudah tidak
terdengar lagi kicauan burung yang biasa berkicau merdu. Ketika waktu sudah
menunjukkan pukul 09.00 WIB, ternyata Boby masih terlelap bersama mimpinya.
Saat itu di dalam mimpinya, dia sedang berdua dengan Nina di taman yang indah
dan hendak mencium gadis itu.
Ibu
Boby : Bob. Boby… ayo bangun nak
(berteriak memanggil Boby) sayang ayo cepat bangun ini sudah siang
Boby : Iya, bu. Boby sudah bangun
Ibu
Boby : Sayang… sungguh tak
biasanya kau tidur sampai sesiang ini. Semalam pasti kau bergadang, iya kan ?
Boby : Ia… bu, semalam Boby tidak bisa
tidur.
Ibu
Boby : Ehh… kalau begitu,
sebaiknya sekarang kau mandi, setelah itu lansung sarapan. Hari ini kau harus mengantar ibu
kerumah Bu Suryo
Boby : Duh, ibu. Kenapa harus Boby
sih, kan ada Pak Hadi (banta Boby)
Ibu
Boby : Boby…Boby… kalau Pak Hadi bisa mengantar untuk apa ibu
menyuruhmu. Ketahuilah kalau Pak Hadi tidak mengantar ibu
karena ada urusan keluarga
Boby : Kalau begitu, baiklah bu,
(seraya bergegas mandi)
Usai
sarapan, pemuda itu langsung ke garasi dan mengeluarkan sedan birunya. Lima
menit kemudian ibunya sudah datang dengan membawah sebuah bungkusan.
Boby : Apa itu bu ?
Ibu
Boby : O, ini pesanan Bu Suryo,
kain batik dari solo (seraya masuk ke mobil dan duduk
disamping Boby) ngomong-ngomong kau memutar musik apa pagi-pagi begin suaranya seperti kaleng rombeng. Ayo lekas matikan. Bukan lebih baik memutar lagu keroncong kesukaan ibu.
Akhirnya
dengan terpaksa Boby menuruti keingan ibunya, kini Boby mulai menjalankan sedan
birunya. Sementara itu di tempat lain, Randy tampak murung memikirkan kejadian
semalam. Kemudian Randy tampak beranjak dari duduknya dan segera melangkah
kewarung Pak Ade tempat tongkrongan mereka. Rupanya Boby tidak datang kewarung
itu padahal Randy berharap dapat mencurahkan isi hatinya pada sahabatnya itu.
Randy : Pak Ade, kok tumben yah Boby
belum kemari ?
Pak
Ade : Iya ya nak. Biasanya kan
pukul segini dia sudah nongkrong disini dan bernyanyi dengan gitar kesayanganya itu.
Randy : Duh, ke mana yah dia ? seharusnya
dia memang sudah nongkrong disini smabil menyanyikan lagu Iwan Flas yang
bemar-benar flas
Pak
Ade : Ah, nak randy bisa saja.
Kalau nak Boby tau bisa-bisa dia tak mau menyanyi lagi loh
Randy : Ah, Pak Ade… aku kan cuma
bercanda. Kalau dia tidak menyanyi, bisa sepi dong
ini warung
Sementara
itu di tempat lain, Boby sedang duduk sendiri di beranda rumah Bu Suryo karena
terlalu lama menunggu. Dia pun jadi melamun sendiri saking terbuainya dengan
lamunan yang bergitu indah, membuat Boby tidak menyadari kalau ada langkah kaki
yang mendekat.
Lisa : Kak Boby…(terkejut)
Boby : (menoleh dan memperhatikan
langkah Lisa dan tersenyum manis)
Lisa : Kakak sedang apa disini ?
(seraya duduk di sampingnya Boby)
Boby : Lo, kau sedang apa disini ?
(dengan wajah terkejut)
Lisa : Kakak ini bagaimana sih, ini
kan rumahku
Boby :
Ru…ru…rumahmu (tebata-bata) Masa sih, kok kau tidak pernah cerita. Terus kalau ini rumahmu yang di dekat rumah Nina
itu ?
Lisa : Oh… kalau itu rumah pamanku,
selama ini aku memang tinggal disana, sedangkan disini rumah orang tuaku
Boby : Oh… begitu (sambil mengangguk-angguk
perihal mengerti maksud Lisa)
Lisa : O ya, kak. Kau belum menjawab
pertanyaanku tadi. Sedang apa kau disini ?
Boby : Ehhh. Aku sedang mengantar
ibuku
Lisa : Oh…. Begitu.(sambil
mengangguk-angguk) oh ya, kak. Ngomong-ngomong, bagaiman hubunganmu dengan Nina, apakah
lancar-lancar saja ?
Boby : Ya alhamdulilah… hubungan ku
dengan nina baik-baik saja (tersenyum) Kau sendiri
bagaimana ? Apakah hubungandengan randy apakah baik-baik saja ?
Lisa : (kedua matanya tampak
mengalir air mata kesedihan)
Boby : Kenapa kamu menangis ?
Lisa : (masih saja menangis) Begini
kak, Randy itu orangnya tidak bisa di percaya. Padahal, dia sudah berjanji untuk tidak
menemui mantannya pacarnya lagi. Tapi kemarin, ternyata dia asik berduan di
restoran.
Boby : (mencoba menghibur Lisa)
Sementara
itu di tempat lain, ketika matahari telah berada di atasa kepala, Randy masih
saja menunggu Boby di warung Pak Ade, setelah lama menunggu Boby tiba-tiba saja
randy pulang ke rumah, setibanya di rumah ia langsung saja menghubungi teman
lamanya yang bernama Johan si bandar norkoba.
Randy : Hallo… bisa bicar dengan Johan ?
Johan : Ya, ini aku sendiri, ini dengan
siapa ?
Randy : Ini aku, Han… Randy.
Johan : O… kamu Ran, tumben nih… kamu
lagi butuh sama daganganku yah ?
Randy : Kamu benar, Han. Aku memang lagi
butuh
Johan : Ok, Ran. Kamu mau pesan apa ?
Randy : Biasa, Han. Obat yang bisa
membuatku hevoria dan biar gampang tidur, 5 papan yah Han.
Johan : Sip, Randy. Oh yah
ngomong-ngomong kita akan ketemu di mana ?
Randy : Bagaiman kalau di warung Pak Ade
?
Johan : Ok deh, aku segera kesana
Randy : Ok aku tunggu yah Han. Terimah
kasih (segera menutup telepon dan segera ke warung Pak Ade)
Sementara
itu, di warung Boby yang baru datang tampak asik memetik gitar kesayangannya,
setelah satu lagu selesai kemudian Boby tampak memandang kearah jalan. Apa
mungkin Randi mau membicarakan soal Lisa. Kalau buka soal yang penting tidak
mungkin dia begitu lama menunggu kata Pak Ade, kemudian Boby memetik gitarnya
dan bernyanyi tiba-tiba dia menghentikan nyanyiannya.
Randy : Hai Bob. Kemana aja sih kok baru
kelihatan ? (duduk di samping Boby)
Boby : Wah sorry, Ran. Aku disuruh
mengantarkan nyokap kerumah temannya tadi. Memang
ada apa ?
Randy : Ah, tidak… tidak ada apa-apa kok.
Aku Cuma mau nongkrong bareng kok
Boby : Benar noh… tidak ada apa-apa ?
Kata Pak Ade kau menungguku samapai pukul
12.00 siang
Randy : Benar kok, Bob tidak ada apapa.
Aku Cuma mau mendengar kamu menyanyi, itu saja.
Boby : Nyidir nih, kalau tidak ada
apa-apa, yah sudah. Tidak usah bilang mau mendengarkanku menyanyi segala
Randy : Sori, Bob. Gitu aja diambil hati
Boby : Oh ya, Ran. Aku mau bicara
sesuatu
Tak
lama kemudian tiba-tiba terdengar deru motor besar dua silinder yang berhenti
persis di depan warung.
Johan : Hei brother (turun dari motor
menghampiri Randy)
Randy : (segera berdiri dan mengeluarkan
dompetnya) Ok. Han ini uangnya
Boby : (Boby yang dari tadi
bertanya-tanya tentang kedatangan Johan langsung berdiri dan
angkat bicara) Ran ? Apa-apaan nih. Kanapa kau mau menggunakan barang haram itu lagi ?
Randy : (diam dan tak menjawab perkataan
Boby)
Sementara itu Johan yang tidak mau
ikut campur segera pergi meninggalkan tempat itu.
Boby : O… begitu caramu menyelesaikan
masalah. Hanya gara-gara di putusin Lisa, kau
jadi cengeng begini.
Randy : Bob, sori nih. Kau memang sahabatku
, tapi kalau kau sok mengajari aku tentang masalahku pribadiku, lebih baik
persahabatan kita sampai disini saja.
Boby : Ran, dengarkan aku. Aku bukan
sok mengajarimu selama ini kita bersahabat, terus terang aku tidak mau kau mabuk-mabukan hanya
lantaran kecewa dengan Lisa
Randy : Sudahlah, Bob. Kini aku jadi
curiga, bagaimana mungkin kau mengetahui msalahku ? Padahal aku belum cerita, jangan-jangan…
(tidak melanjutkan pembicaraannya dan lansung pergi)
Boby : Ran. Apa maksud ucapanmu itu…
Ran (teriak Boby sambil berlari mengejar Randy)
Randy : Alaah…. (segera mempercepat
langkah kakinya)
Kini
Boby melangkah ke rumah Nina. Hingga kini hubungan mereka masih lancar-lancar
saja dan terkadang mereka bermain ketempat Lisa untuk mengetahui kabarnya. Hari
ini pun mereka pun berjanji untuk mai ketempat itu. Setibanya disana, Lisa
sudah pulang ke rumah orang tuanya dan tidak akan kembali lagi. Lantas dengan
agak kecewa keduanya pulang. Dalam perjalanan pulang mereka bertemu dengan
Randy. Tampaknya Randy sudah tidak marah lagi.
Randy : Hai, Bob. Apa kabar ?
Boby : Alhamdulilah… aku baik-baik
saja, Ran. Kau sendiri bagaimana ?
Randy : Aku baik-baik juga, Bob. Oya maaf
yah selama ini aku tidak mau menemuimu.
Boby : Sudahlah Randy. Aku juga
memahaminya kok. O ya ngomong-ngomong kaukau mau ke rumah Lisa yah ?
Randy : Iya Bob. Aku menjelaskan masalah
yang sebenarnya. Mungkin sekarang ini dia mau sekarang ini dia mau mendengarkan
ku.
Boby : Wah, sayang sekali Randi, Lisa
sudah pulang ke rumah orang tuanya dan dan tidak akan tinggal di sini lagi.
Randy : (hanya terdiam raut wajahnya pun
langsung berubah sedih)
Boby : Tenang saja Randy. Kau tidak
perlu bersedih kau masih bisa bertemu dengannya. Bagaimana kalau hari minggu kita
pergi menemuinya.
Randy : Sungguh Bob ?
Boby : Ia Randy.
Boby : Nah itu rumahnya, Ran.
Randy : Wah, Bob terus terang, saat ini
aku benar-benar bahagia.
Tak
lama kemudian, ketigannya sudah turun dari mobil dan segera melangkah memasuki
rumah Lisa. Sementara itu, Lisa yang duduk di beranda rumah tersebut merasa
terkejut dengan kedatangan pemuda yang sangat ia cintai, setelah mereka
berbincang-bincang akhirnya semua masalah dapat diselesaikan hingga hubungan
mereka kembali membaik. Dan mereka ber empat pun menjadi pasangan yang bahagia.
(mohon maaf bila dalam karya ini jika ada kesaan dalam karya yang pernah
kalian baca ini semua hanya sebagai cerita fiktif)
No comments:
Post a Comment